Long time no see me!
- Arya Winata
- 14 Sep 2018
- 3 menit membaca
Diperbarui: 6 Jun 2020
Ya jadi saya jarang memberikan kisah-kisah dan materi fisika belakangan ini.
Tapi ada alasan besar yang sempat membuat saya kehilangan motivasi.
Disappointment = Expectation - Reality
Persamaan ini mampu menggambarkan apa yang telah terjadi pada diri saya. Selama ini, saya terlalu naif bahwa apapun yang terjadi saya pasti bisa mendapatkan sebuah hal. Hal itu membuat saya terlena. Hal itu didambakan semua orang, apalagi kalau bukan "Medali OSN". Ternyata sesuatu yang besar tidak akan mencari kita selama kita bisa memantaskan diri untuk mendapatkannya.
Mungkin saya menceritakan secara singkat saja. Dari kelas IX saya mulai mencoba hal yang baru bagi diri saya. Hal yang masih saya perlu ketahui lebih banyak. Fisika.
Bisa dibilang saya sudah memiliki pengalaman lebih dari 2 tahun mendalami Matematika. Namun hey, ternyata saya masih harus mengerjakan hal yang lain. Saya mencoba berbagai kegiatan lain seperti salah satunya belajar mengoding, melakukan beberapa eksperimen kecil (yang paling saya inget sih tangan saya pernah kebakar gara-gara nyentuh paku yang dililit kawat tersambung baterai hehe). Hingga saya mencoba ikut olimpiade fisika di salah satu SMA (sekolah favorit saya sih dulu). Ga berharap banyak sih, tapi hasilnya mengejutkan. Juara 3 belajar baru seminggu itu something ya haha. Tapi selama seminggu itu memang saya belajar intensif terhadap Fisika.
Sempat ingin kembali mendalami Matematika, sejak kelas X, saya memutuskan untuk mengembangkan diri dalam ilmu Fisika ini. Mulai deh saya serius belajar. Tiap minggu menyempatkan diri mengerjakan soal-soal walau banyak tugas sekolah. Itupun masih banyak hambatan yang saya alami dalam belajar, seperti kekurangan memahami literatur. Ya so pasti berat banget. Pertama coba ikut lomba-lomba ngerasa,"Wah gila, dari 20 cuma bisa 3, belum tentu benar lagi". Ya dan hasilnya pun buruk banget.
Namun ada satu orang yang merubah pola belajar saya. Kak Werdhi, beliau sangat membuat saya terinspirasi. Walaupun dengan kondisi terbatas, dengan mudahnya bisa menjadi Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) dan ikut IPhO. Wah, saya harus bisa seperti dia nih. Banyak hal baru yang telah saya pelajari. Mulai dari cara menentukan persamaan gerak osilasi hingga pertama kali belajar momen gaya. Sungguh indahnya masa itu namun saya sia-siakan. Saya hanya berpikir,"Sekarang kan masih kelas 10, santai ajalah, nanti kelas 11 kebut". Sungguh menyesal rasanya berpikir seperti itu.
Di kelas 11 saya baru mulai bersungguh-sungguh sesuai rencana awal. Selama semester ganjil, saya cukup baik/efisien dalam belajar fisika. Fisika harus dipelajari konsepnya bukan menghapalnya. Hasil lomba-lomba juga membuat saya tambah semangat dan yakin bisa mendapatkan sebuah "Medali". Waktu berlalu, hingga hari H datang, saat dimana tahun sebelumnya gagal, OSP. Melihat saingan sama seperti biasanya. Mereka sungguh-sungguh, tenang dan serius menghadapinya. Hal yang sama saya lakukan. Namun kendala terbesar saya alami:
1. Saat itu, saya benar-benar buta akan waktu. Sedikitpun itu ada petunjuk sejauh mana waktu sudah berjalan.
2. Soal memliki tipe berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang cukup membuat kaget.
3. Lupa akan sistem penilaian OSN jika mendapat poin apabila memberi persamaan yang tepat, yang saya lakukan memotong langkah pengerjaan.
Sangat fatal apa yang telah saya lakukan ini. Namun masih optimis lolos. Bodoh sekali.
Tiba saat pengumuman hasil OSP. I Made Putra Arya Winata tidak tercantum di daftar peserta tingkat nasional. Sungguh hal ini membuat saya ingin marah. Kesal, sedih, dan yang paling utama "Kecewa". Seketika semangat saya down. Entah apa yang bisa saya lakukan lagi. "Betapa bodohnya dirimu Ar. Kau sendiri yang belum memantaskan diri."
Bisa kita analisis:
Expectation yang saya miliki saat itu adalah mendapat sebuah "Medali" kita beri ini poin 4 (OSK=1, OSP=2, OSN=3, Medali=4).... (1)
Reality yang saya miliki saat itu hanya berpoin 2... (2)
Dari (1) dan (2):
Disappointment = 4 - 2 = 2
Bisa dibayangkan, dengan poin 1 pun diri kita sudah merasa sangat sedih. Apa yang dirasakan bila mendapatkan dua kali lipat dari kesedihan itu. Dan heeeey, setidaknya aku memiliki nilai di atas 10, terlihat oleh diriku hasil dari OSP yang aku kerjakan selama 3,5 jam itu hanya memberikan nilai 5,50/100. What the hell. Sungguh kecewa melihat hasil yang sangat mencengangkan itu. Aku rasa bisa aku tambahkan ke persamaan awal dengan penambahan poin Dissapointment sekitar 2, totalnya 4. Bisa kalian bayangkan hal itu.

Hey kalian yang sedang berjuang untuk OSN, olimpiade, dan lomba apalah. Aku hanya mengingatkan, jika kalian sungguh-sungguh ingin mendapat apa yang kalian targetkan, pantaskan diri kalian untuk mendapat hal itu.
Medali bukanlah sekedar logam atau apapun itu jenisnya. Namun yang terpenting apa yang bisa kita berikan dan lakukan untuk orang sekitar bahkan dunia.
Semoga pengalaman saya ini bermanfaat walaupun tidak bagus amat.
Nantikan aku memberikan materi fisika lainnya.
Let's improve in Physics!
Comments